1. MORI
Mori diserahkan ke BOS Foundation Samboja Lestari oleh Taman Nasional Kutai pada 24 Februari 2012. Betina ini tiba saat berusia tiga tahun dan sempat dipelihara secara ilegal oleh seorang warga di daerah Sangatta.
Setelah menyelesaikan karantina, Mori melanjutkan proses rehabilitasi di Sekolah Hutan dan berhasil menyelesaikan semua tahap di tahun 2017. Di tahun itu juga, ia dipindahkan ke Pulau Pra-Pelepasliaran Juq Kehje Swen untuk menjalani tahap akhir rehabilitasi. Di sana, Mori tumbuh menjadi orangutan yang mandiri dan tidak menyukai kehadiran manusia. Tahap pelepasliarannya sempat terganggu saat Mori harus dibawa ke Samboja Lestari untuk menjalani perawatan khusus akibat anemia. Namun ia telah berhasil pulih sepenuhnya.
Setelah 7 tahun masa rehabilitasi, Mori yang kini berusia 10 tahun tak lama lagi akan segera menikmati kebebasan sejati di belantara Hutan Kehje Sewen.
2. ANNA FRIEL
Anna Friel diselamatkan dari seorang warga lokal Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 21 Mei 2015. Betina ini masih berusia sekitar 4 tahun saat tiba di Samboja Lestari, dan mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan baru. Saat di karantina, ia menolak makan buah-buahan selain pisang dan hanya mau minum susu. Ia lebih senang menyendiri dan takut berinteraksi dengan orangutan lain.
Setelah lulus karantina, Anna Friel bergabung di Sekolah Hutan dan mulai berteman dengan orangutan lain sebayanya. Ia berhasil menamatkan semua tahapan Sekolah Hutan pada 2017 dan melanjutkan rehabilitasi di Pulau Pra-pelepasliaran 8. Di sana, ia tumbuh menjadi penjelajah dan pencari pakan alami yang andal dan pembuat sarang yang terampil.
Anna Friel kini berusia 8 tahun dan telah menguasai keterampilan dasar menyintas di hutan. Ia akan segera menuju rumah baru di Hutan Kehje Sewen.
3. ELDER
Elder lahir di Pusat Rehabilitasi Orangutan BOS Foundation Samboja Lestari pada 1 September 2011 dari induk bernama Egi. Malangnya, Egi meninggal beberapa pekan setelahnya akibat Tuberkulosis. Elder segera menjalani karantina dan tes kesehatan untuk memastikan ia tidak tertular Tuberkulosis dari induknya. Setelah 6 bulan, hasil tes kesehatan Elder menunjukkan ia sehat untuk dipindahkan ke Grup Nursery tempatnya memulai proses rehabilitasi.
Elder bergabung di Sekolah Hutan saat ia berusia dua tahun. Di sana, ia belajar mengasah kemampuan bertahan hidup dan pada tahun 2018 ia berhasil menyelesaikan semua tahapan. Ia kemudian melanjutkan tahap akhir rehabilitasi di Pulau Pelepasliaran 8, tempat ia tumbuh menjadi betina yang dominan dan mandiri.
Kini, Elder tak pernah segan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap manusia dengan mematahkan serta mengoyang dahan-dahan pohon. Perilaku liar dan kemampuan bertahan hidup yang ia kuasai selama di pulau pra-pelepasliaran membuat Elder terpilih sebagai kandidat pelepasliaran. Di usia 7 tahun, Elder siap menikmati kebebasan sejati di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur.
4. EDGAR
Edgar diserahkan ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 7 Maret 2013 saat berusia 18 bulan. Jantan ini sempat menjadi peliharaan selama 10 bulan oleh seorang warga Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Warga tersebut menuturkan bahwa ia menemukan Edgar di kawasan Hutan Tanaman Industri, sendirian dan tanpa induk.
Di Samboja Lestari, Edgar segera menjalani karantina kemudian melanjutkan rehabilitasi di Sekolah Hutan. Ia berhasil menyelesaikan semua tahapan pada tahun 2018 dan dipindahkan ke Pulau Pra-pelepasliaran 8 untuk menjalani tahap akhir rehabilitasi. Edgar tumbuh menjadi orangutan mandiri di pulau dan dikenal sebagai orangutan dominan dengan daya jelajah luas.
Setelah 6 tahun mengasah keterampilan bertahan hidup, Edgar yang kini berusia 7 tahun akan segera mempraktikan semua yang telah ia pelajari untuk hidup liar dan bebas di Hutan Kehje Sewen.