1. MADS
Mads diserahkan oleh BKSDA Tenggarong ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 6 Desember 2011. Saat itu, orangutan jantan ini masih berusia sekitar 11 bulan dan diselamatkan dari seorang warga di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Tak lama setelah diselamatkan, Mads bergabung di Sekolah Hutan, dan pada awal tahun 2018 dipindahkan ke Pulau 8 untuk memulai tahap pra-pelepasliaran. Setelah bertahun-tahun menjalani rehabilitasi, Mads tumbuh menjadi orangutan mandiri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ia pintar dan suka menjelajah hutan, serta sangat andal dalam mencari pakan alami.
Mads kini berusia 8 tahun dengan berat badan 31 kilogram. Berbekal keterampilan yang ia pelajari selama rehabilitasi, Mads kini siap untuk menyongsong kebebasan di alam liar, Hutan Kehje Sewen.
2. MENUR
Menur diserahkan ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 16 Oktober 2012 oleh BKSDA Tenggarong. Saat itu, betina ini berusia sekitar 5 tahun dan diselamatkan dari Kebun Binatang pribadi, di Samarinda, Kalimantan Timur.
Setelah melewati masa karantina, Menur bergabung dengan Sekolah Hutan untuk belajar dan mengasah kemampuan bertahan hidup di alam liar. Pada Tahun 2017, Menur melanjutkan tahap pra-pelepasliaran di Pulau Juq Kehje Swen, Kecamatan Muara Wahau. Selama di Pulau, Menur menunjukkan kemampuan yang cukup baik dalam membuat sarang dan mencari pakan.
Menur kini berusia 11 tahun dengan berat badan 25 kilogram. Dengan kemampuan bertahan hidup yang ia asah selama proses rehabilitasi, ia siap hidup bebas di Hutan Kehje Sewen.
3. JOSTA
Josta tiba di BOS Foundation Samboja Lestari, pada 7 Maret 2009, saat berusia 2 tahun. Betina ini sempat dipeliharan secara ilegal oleh seorang warga di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sang pemilik mengaku menemukan Josta menjelajah sendirian di kebun, seminggu sebelum ia membawanya.
Setelah menyelesaikan karantina, Josta bergabung di Sekolah Hutan tahun 2010 dan tumbuh menjadi orangutan yang mandiri. Pada tahun 2017, ia berhasil menyelesaikan semua tahapan Sekolah Hutan dan melanjutkan tahap pra-pelepasliaran di Pulau Juq Kehje Swen, tempat ia menjadi seorang pencari pakan alami andal.
Berusia 11 tahun dengan berat badan 34 kilogram, Josta akan segera menuju rumah barunya di alam liar, Hutan Kehje Sewen.
4. RIVA
Riva diserahkan ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 7 Maret 2013 oleh BKSDA Tenggarong saat berusia dua tahun. Orangutan jantan ini ditemukan oleh seorang warga di Kecamatan Bontang Barat, Kalimantan Timur dan diduga sempat dipelihara selama 4 bulan.
Selepas karantina, Riva bergabung dengan sekolah hutan di tahun yang sama dan berhasil menyelesaikan semua tahapan. Ia tumbuh menjadi orangutan mandiri dengan insting tajam, dan sejak dini menghindari manusia. Selama di Sekolah Hutan, Riva banyak menghabiskan waktunya di atas pohon, menjelajah dan mencari pakan alami.
Kini Riva yang berusia 7 tahun dengan berat badan 24 kilogram. Dengan semua kemampuan bertahan hidup dan perilaku liarnya, Riva akan segera menjalani petualangan baru di Hutan Kehje Sewen.
5. BIEBER
Bieber diserahkan BKSDA Balikpapan ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 6 Desember 2013. Jantan ini diselamatkan dari seorang warga Balikpapan saat berusia dua tahun. Sang pemilik mengaku membeli orangutan ini dari seorang warga di daerah Sangkulirang, Kutai Timur kemudian memeliharanya selama 6 bulan.
Setelah lulus karantina, Bieber melanjutkan rehabilitasi di Sekolah Hutan dan menyelesaikan tahapan akhir di tahun ini. Ia dikenal sebagai orangutan yang ramah dan pandai bersosialisasi dengan orangutan lain namun tidak suka berdekatan dengan manusia. Perilaku liar dan kemampuan bertahan hidup Bieber yang mumpuni, membuatnya terpilih sebagai kandidat pelepasliaran.
Kini di usia 7 tahun dengan berat badan 29 kilogram, Bieber siap menjelajah rumah barunya, di Hutan Kehje Sewen.
6. RESTU
Restu diserahkan oleh BKSDA Tenggarong ke BOS Foundation Samboja Lestari pada 10 Oktober 2014. Jantan ini diselamatkan dari seorang warga di daerah Pampang, Samarinda, Kalimantan Timur saat berusia dua tahun. Sang pemilik mengaku menemukannya menjelajah sendirian di sebuah perkebunan karet.
Sejak datang, Restu secara konsisten menunjukkan perilaku mandiri dan tidak suka berdekatan dengan manusia. Setelah menyelesaikan masa karantina, Restu bergabung dengan grup nursery, dan melalui semua tahapan rehabilitasi di Sekolah Hutan. Ia tumbuh menjadi orangutan yang memiliki daya jelajah tinggi serta kemampuan mengenali pakan yang baik, dan jarang muncul saat pemberian pakan tambahan.
Kini Restu berusia 6 tahun dengan berat badan 27 kilogram, ia sangat siap menyongsong kehidupan baru, di Hutan Kehje Sewen.