Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Timur, kembali berhasil melepasliarkan enam orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen. Para orangutan ini dilepasliarkan melalui dua pelepasliaran terpisah dan menjadikan jumlah orangutan yang dilepasliarkan ke Kalimantan Timur sejak 2012 menjadi 103 orangutan. Ini kelanjutan kampanye #OrangutanFreedom yang menargetkan pelepasliaran orangutan sebanyak mungkin ke hutan alami, pulau pra-pelepasliaran, dan pulau suaka.
Pelepasliaran Ke-18
Persiapan pelepasliaran dimulai pada tanggal 23 Juni pagi, ketika tim medis Samboja Lestari mulai membius para kandidat orangutan sebelum memindahkannya. Dibantu para teknisi, tim dokter hewan menembak bius para orangutan sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan akhir terhadap masing-masing individu, dan memindahkan mereka dengan hati-hati ke dalam kandang transport. Sementara itu, tim Animal Welfare menyiapkan buah-buahan dan daun untuk bekal orangutan dalam perjalanan.
Persiapan keberangkatan orangutan
Setelah para orangutan siap dan telah aman dalam kandang, tim memindahkan kandang transport mereka ke mobil penggerak roda empat dan bertolak menuju Muara Wahau. Menempuh perjalanan selama 14 jam, tim pelepasliaran berhenti setiap dua jam untuk beristirahat dan mengecek kondisi orangutan. Keesokan paginya, tim memindahkan kandang orangutan ke perahu atau ‘kelotok’. Kami menerjang derasnya arus Sungai Telen dan sampai di Desa Pelangsiran dalam waktu 45 menit.
Perjalanan perahu menerjang arus Sungai Telen
Perjalanan dari Pelangsiran ke Kamp Lesik tidak kalah menantang dari perjalanan sungai. Tim menggunakan kendaraan berpenggerak roda empat khusus untuk menembus medan berbukit dan berlumpur serta menyeberangi anak sungai. Bahkan dengan mobil seperti itu pun tim kami masih terjebak lumpur beberapa kali sehingga mobil harus ditarik secara manual. Salah satu mobil sempat mogok saat berusaha menyeberangi sungai.
Tim bekerja keras mengangkut kandang ke Pelangsiran
Setelah perjalanan berbahaya melalui lereng bukit berhutan dan sungai berarus deras, tim akhirnya tiba di Kamp Lesik, di bagian utara Hutan Kehje Sewen, tepat saat matahari mulai terbenam. Dalam kesempatan-kesempatan sebelumnya, pelepasliaran ke area ini menggunakan transportasi udara, mengurangi risiko dan waktu. Namun, pemanfaatan helikopter membutuhkan biaya besar, sehingga BOS Foundation mulai melepasliarkan orangutan melalui jalur darat dan sungai.
Perjalanan tim dari Pelangsiran menuju Kamp Lesik
Setelah menempuh perjalanan panjang, pada 26 Juni, keempat orangutan akhirnya tiba di Hutan Kehje Sewen! Petak, satu-satunya betina di grup kali ini, pertama kali dilepasliarkan, diikuti Komo, Gino, dan Zakir. Keempat orangutan keluar perlahan dari kandang mereka, berhenti sesaat untuk mengamati sekeliling, kemudian memanjat pohon.
Teknisi RHOI Syahrul dan Kris membuka kandang Komo
Pelepasliaran ke-19, Laila dan Lito Pulang Ke Kehje Sewen
Dua minggu kemudian, dua orangutan kembali dilepasliarkan dari Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen. Mereka adalah satu jantan berusia 25 tahun bernama Lito, dan satu betina berusia 22 tahun bernama Laila. Keduanya dilepasliarkan di area yang sama, setelah menempuh rute yang juga sama. Perjalanan pelepasliaran juga memakan waktu dua hari penuh, dan pada tanggal 10 Juli tepatnya pukul 9 pagi, Laila dan Lito akhirnya bebas, bergabung dengan Komo dan kawan-kawan di Hutan Kehje Sewen.
Kandang Laila dibuka oleh Kaemita Boediono (Awareness Campaigner BOS Foundation)
Seluruh anggota tim pelepasliaran merasa lega dan bahagia menyaksikan sepasang orangutan ini mendapatkan kebebasan sejati!
Video Pelepasliaran
Dengan pelepasliaran ke-18 dan ke-19 ini, jumlah orangutan yang telah dilepasliarkan oleh BOS Foundation di Kalimantan Timur telah melampaui 100 individu! Ini berarti, populasi orangutan di Hutan Kehje Sewen hampir mendekati kapasitas maksimalnya yaitu 150 orangutan. Mengingat saat ini jumlah orangutan yang masih direhabilitasi di Samboja Lestari berjumlah sekitar 140 individu, dan banyak dari mereka siap dilepasliarkan, kami harus bergerak cepat mencari alternatif, mendapatkan lokasi pelepasliaran yang layak di Kalimantan Timur. Untuk mencapai ini, kami membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, terutama dalam hal finansial, transportasi, dan logistik. Kami berharap melihat lebih banyak lagi orangutan di Kalimantan Timur mendapatkan kebebasan dan bergabung dengan Komo, Laila, Lito, dan kawan-kawan.
Kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelepasliaran ini dan program rehabilitasi orangutan kami. Mari terus dukung pelestarian spesies unik dan indah ini, sehingga generasi mendatang dapat menyaksikan mereka berkembang di rumah hutan mereka!
Teks oleh: Tim Komunikasi BOS Foundation