Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 November, BOS Foundation kembali melepasliarkan 6 orangutan ke Hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), di Kalimantan Tengah. Pelepasliaran kali ini menambah jumlah orangutan yang dilepasliarkan di lokasi tersebut menjadi 112 individu orangutan.
Perjalanan Terakhir Menuju Kebebasan
Tanggal 5 Desember menjelang petang, tim medis dan tim pelepasliaran kami dengan hati-hati melakukan proses pembiusan yang terhadap enam kandidat pelepasliaran di Kompleks Karantina Nyaru Menteng 3. Grup pelepasliaran kali ini terdiri dari dua orangutan jantan (Grendon dan Sepang) dan empat betina (Ranger, Mary, Gaia, dan Ramin). Begitu terbius, keenam orangutan dimasukkan ke dalam kandang transport masing-masing dan tim siap berangkat.
Sebelum bertolak dari Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, tim pelepasliaran melakukan taklimat singkat yang diakhiri dengan doa bersama, untuk kelancaran pelepasliaran. Tim berangkat beriringan dalam 4 mobil, dan menempuh perjalanan darat yang diiringi hujan sekitar 9 jam, dan terkadang harus menghadapi jalan licin dan berlumpur. Dalam beberapa kilometer terakhir menuju Tumbang Tundu, desa terakhir yang dapat diakses oleh mobil, jalanan tanah telah berubah menjadi lumpur akibat hujan. Mobil-mobil kami berulang kali terperangkap, dan setelah dua jam yang melelahkan menghela mobil, tim akhirnya tiba di Desa Tumbang Tundu sebelum melanjutkan perjalanan dengan perahu selama 4 jam.
Mobil tim terperangkap di jalan berlumpur
Sebagaimana diatur dalam prosedur standar reintroduksi kami, tim medis secara teratur melakukan pemeriksaan terhadap setiap orangutan di sepanjang perjalanan untuk mengecek kondisi mereka, dan memberikan buah dan air untuk mengurangi stres.
Dokter hewan kami mengecek kondisi orangutan serta memberi makan dan minum
Grendon Sang Bintang Orangutan Diary Kembali ke Rumah Sejatinya!
Jauh di dalam hutan, tim Post-Release Monitoring (PRM) dari Pondok Monitoring Lewun Kahio telah bersiap siaga di lokasi pelepasliaran untuk menyambut keenam orangutan. Segera setelah perahu-perahu yang membawa kandang transportasi tiba, tim segera mengangkat dan membawa kandang ke titik pelepasliaran yang telah ditentukan. Kandang Ramin dibuka pertama, disusul oleh Mary, Ranger, Gaia, dan Grendon.
Kandang Mary dibuka oleh Rukmi Wisnu Wardani
Kandang Ranger dibuka oleh Anton Nurcahyo, Deputy CEO BOS Foundation
Kandang Gaia dibuka oleh perwakilan dari BKSDA Kalimantan Tengah dan dari Taman Nasional
Kandang Grendon dibuka oleh Jamartin Sihite, CEO BOS Foundation
Grendon bergegas keluar kandangnya segera setelah kandang terbuka, namun kemudian berhenti selama beberapa detik untuk mengamati keadaan sekitar sebelum akhirnya memanjat pohon terdekat. Grendon tak menyia-nyiakan waktu untuk mencari pohon di dekatnya untuk makan sejumlah besar buah. Grendon cukup senang menjelajah pada hari pertama kebebasannya, makan buah dan beberapa sumber pakan alami lain. Berkat keahliannya mencari makan dan keinginan untuk mencoba berbagai pakan berbeda, Grendon menunjukkan dirinya sebagai orangutan yang paling sering berinteraksi dan mengonsumsi makanan paling bervariasi di antara enam orangutan yang dilepasliarkan.
Meskipun Grendon pernah mengalami trauma akibat kehilangan induknya di usia dini dan sempat menjadi hewan peliharaan, sang bintang Orangutan Diary ini mampu membuktikan ia berhasil memanfaatkan kemampuan bertahan hidupnya untuk hidup liar di hutan.
Grendon
Kandang transport Sepang adalah yang terakhir dibuka, dan Firasadi Nur Sub’i, pejabat dari Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya mendapatkan kehormatan untuk membukanya. Tim PRM kami melaporkan bahwa di sepanjang hari pertama pengamatan, Sepang terlihat mengejar dua betina dan melakukan interaksi seksual dengan keduanya. Sepang kemudian menaiki bukit dan dan membuat sarang untuk istirahat malam harinya.
Sepang
Tim PRM kami yang bertugas di hutan akan terus memantau perkembangan keenam orangutan ini hingga beberapa pekan ke depan, untuk memastikan mereka terus beradaptasi dengan baik di lingkungan barunya.
Teks oleh: Tim Komunikasi BOS Foundation