Hujan deras terus mengguyur di Hutan Kehje Sewen selama beberapa pekan terakhir menyebabkan banjir bandang parah yang menghanyutkan perahu tim Post Release Monitoring kami (baca ceritanya di sini). Alam kembali memberikan tantangan, dengan badai lain yang melanda wilayah ini baru-baru ini dan menyebabkan banjir yang lebih parah.
Hujan yang terjadi ditambah banjir yang mengiringi merusak peralatan dan mesin, bahkan sangat kuat hingga membalikkan kendaraan patroli 4×4 tim PRM kami. Beruntung, tim telah mempersiapkan diri setelah banjir bandang yang lalu, dan mengikat kuat perahu untuk mencegahnya hanyut kembali. Semua siap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.
Mobil Tim PRM terbalik di sisinya
Tim kami terbangun keesokan paginya di bawah sinar matahari menyinari Hutan Kehje Sewen dan segera mengecek keadaan setelah banjir malam harinya. Tanah longsor ditemukan di lebih dari delapan lokasi berbeda di sekitar Kamp Nles Mamse, dan jalan setapak terblokir oleh reruntuhan pohon di beberapa tempat.
Tim PRM pun segera memulai pembersihan jalan setapak, dan mengumpulkan peralatan yang terkubur di bawah longsoran. Tim pun harus membuka jalan patroli baru, dan mencari persediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di kamp.
Kondisi jalan longsor di sekitar kamp
Kerusakan tak hanya terjadi di sekitar kamp saja, kali ini, hujan juga mengakibatkan kerusakan di lokasi lain, termasuk jalan dari Pelangsiran menuju bagian utara Kehje Sewen dan sebaliknya, menuju Muara Wahau.
Kondisi jalan dari kamp menuju Pelangsiran
Meskipun dilanda banjir dan kekacauan yang diakibatkannya, anggota tim kami terus bertekad untuk tetap maju, bersikap positif, dan siap menghadapi kemungkinan kejadian berulang. Kami berharap orangutan yang kami lepasliarkan di hutan Kehje Sewen memiliki tekad yang sama untuk bertahan dan beradaptasi di alam liar yang sering kali tidak dapat diprediksi ini!
Teks oleh: Tim PRM di Kamp Nles Mamse, Hutan Kehje Sewen