Quantcast
Channel: BOSF
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN DI KALIMANTAN TENGAH DAN TIMUR

$
0
0

DI bulan Februari ini, Yayasan BOS bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur melepasliarkan sepuluh orangutan ke situs pelepasliaran di Hutan Lindung Bukit Batikap dan Hutan Kehje Sewen. Kesepuluh orangutan ini diberangkatkan dari Pusat Reintroduksi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari. Berikut profil mereka.

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE 36 DARI PUSAT PENYELAMATAN DAN REHABILITASI NYARU MENTENG

1.   Bali

Bali diselamatkan dari sebuah kawasan perkebunan milik warga di Desa Buntut Bali, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 16 Januari 2003 saat berusia 4 bulan dengan berat 2,8 kilogram. Seperti orangutan lain, jantan ini tiba tanpa induk dan dalam kondisi memprihatinkan. Di tubuhnya terdapat 2 butir peluru senapan angin dan kulit wajah dan dadanya mengelupas. Lebih parah lagi, kaki kanannya patah. Bali tidak hanya butuh karantina, namun juga mendapatkan perawatan intensif dan segera dari tim medis Nyaru Menteng.

Setelah masa karantina dan pulih dari kondisi buruknya, Bali mengikuti Sekolah Hutan dan belajar dengan giat melewati setiap tahapan. ia terpilih untuk tahap pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar pada 26 Juni 2019. Namun saat berada di pulau, jari tangan Bali terluka, mungkin akibat perkelahian dengan orangutan lain, dan lukanya cukup parah, sehingga perlu dibawa ke klinik untuk perawatan. Di tanggal 16 Januari 2020, tim medis terpaksa mengamputasi jari tersebut. Setelah kembali sehat, Bali pun kembali dipulangkan ke Pulau Badak Besar.

Bali kini telah berusia 18 tahun dengan berat badan 37 kilogram. Ia cenderung menjauhi manusia dan mudah terganggu melihat wajah baru. Bali umumnya bergaul baik dengan sesama orangutan, meski ia kerap ditemukan menjelajah pulau sendirian. Bali memiliki keterampilan yang baik, pandai mencari pakan alami, dan cenderung menghindari orangutan dominan. Tak lama lagi, Bali akan membuktikan kemampuannya sebagai orangutan liar sejati di Hutan Lindung Bukit Batikap.

2.   Hugus

Hugus adalah jantan yang diselamatkan di tanggal 22 November 2007, setelah disita dari karyawan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Saat itu, Hugus berusia sekitar 18 bulan dengan berat badan 7 kilogram.

Selama 3 bulan Hugus menjalani masa karantina sebelum bergabung di Sekolah Hutan, tempatnya belajar giat melewati setiap tahapan dengan baik. Setelahnya, Hugus mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di pulau Badak Besar sejak 26 Juni 2019.

Hugus saat ini berusia 15 tahun dengan berat badan 45 kilogram. Ia tidak menyukai kehadiran manusia dan suka menunjukkan gestur mengancam. Hugus juga cenderung menghindari orangutan yang lebih dominan, dan memilih untuk mempraktikkan kemampuan menjelajahnya yang sangat baik. Berbekal ini, Hugus siap hidup liar di Hutan Lindung Bukit Batikap.

3.   Noel

Noel adalah jantan yang diselamatkan dari seorang warga di Desa Tumbang Jutuh, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah pada tanggal 27 Desember 2007. Saat diselamatkan, Noel berusia 12 bulan dengan kondisi telunjuk kanan bengkok akibat bekas cedera.

Di Nyaru Menteng, Noel melewati masa karantinanya selama 3 bulan sebelum bergabung di Sekolah Hutan, tempatnya melewati setiap tahapan dan berkembang jadi orangutan mandiri. Pada 26 Juni 2019 Noel menjalani pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar.  Noel pernah kabur dari pulau di akhir Juni 2020 dengan cara menyeberangi sungai yang sedang dangkal. Sepekan setelahnya, ia berhasil dievakuasi di kebun milik warga dekat situ.

Noel saat ini berusia 15 tahun dengan berat badan 40 kilogram. Ia mudah terganggu dengan kehadiran orang baru. Ia juga sangat gemar menjelajah, pandai bergaul dengan orangutan lain, dan terampil mencari pakan alami. Dalam hitungan hari, Noel akan membuktikan kemampuannya sebagai orangutan liar sejati di Hutan Lindung Batikap.

4.   Nenuah

Nenuah adalah orangutan betina hasil repatriasi dari Thailand. Ia tiba di Nyaru Menteng pada 22 November 2006. Saat datang, ia berusia 4,5 tahun, beratnya 17 kilogram, dan bertubuh sehat.

Nenuah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Pulau Badak Besar pada 25 Juni 2019. Di sana, Nenuah berkembang menjadi orangutan yang terampil dan pandai bersosialisasi. Setelah setahun di pulau pra-pelepasliaran, Nenuah dinyatakan lulus dan siap dilepasliarkan.

Nenuah saat ini berusia 19 tahun dengan berat badan 37 kilogram. Ia cenderung agresif terhadap manusia, namun suka bergaul dengan orangutan lain. Nenuah yang gemar menjelajah dan punya rasa ingin tahu yang tinggi ini siap pulang ke rimba yang sesungguhnya.

5.   Strada

Strada adalah orangutan jantan yang diselamatkan dari Desa Lamunti, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, pada 23 April 2005. Saat itu, ia berusia 3,5 tahun dengan berat badan 9 kilogram. Akibat masih menunjukkan sifat liar, Strada memulai proses rehabilitasinya di kompleks Nyaru Menteng 2, alih-alih di Sekolah Hutan.

Sayangnya, beberapa tahun setelah ia berada di Nyaru Menteng, satu masalah dalam infrastruktur kami membuatnya melarikan diri. Kami tidak berhasil menemukannya.

Bertahun-tahun kemudian, di awal tahun 2020, kami melihat ada orangutan jantan dewasa liar berkeliaran di sekitar NM2. Di bulan Maret 2020, kami memutuskan untuk menyelamatkan orangutan tersebut akibat risiko timbulnya konflik dengan manusia. Di tubuhnya, tim kami menemukan chip identifikasi yang menunjukkan ia adalah Strada yang hilang lebih dari 11 tahun lampau.

Strada saat ini berusia 19 tahun dengan berat badan 53 kilogram. Dari kemampuannya hidup liar selama menghilang bertahun-tahun, kami yakin Strada siap untuk menempati habitat barunya di Hutan Lindung Bukit Batikap.

6.   Disha dan Deijo

Pasangan ibu dan anak ini adalah orangutan liar yang sering terlihat di area Sekolah Hutan Grup Nursery. Terkadang kemunculan orangutan ini membuat takut para orangutan kecil di grup itu. Terlebih keberadaan mereka di dekat pemukiman manusia sangat potensil menimbulkan konflik dengan masyarakat, sehingga kami putuskan pada 13 Maret 2020 untuk menyelamatkan keduanya.

Disha, sang induk, berusia sekitar 20 tahun dengan berat badan 50 kilogram, sementara anaknya, Deijo, berusia 4 tahun dengan berat badan 15 kilogram.

Kami yakin Disha dan Deijo akan hidup lebih aman dan nyaman di habitat baru mereka di Hutan Lindung Bukit Batikap.

PROFIL KANDIDAT PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE 24 DARI PUSAT PENYELAMATAN DAN REHABILITASI SAMBOJA LESTARI

1.   Britney

Britney adalah orangutan betina yang diselamatkan dari seorang warga Bali pada tanggal 16 Juni 2000 saat berumur 7 tahun. Sejak hari pertama di Samboja Lestari, Britney dimasukkan ke Kompleks Sosialisasi akibat badannya yang terlalu besar dan sifatnya yang sangat agresif terhadap teknisi.

Sampai hari ini, Britney selalu dikenal bertubuh besar, tak pedulian, dan sangat sulit ditangani. Britney juga jarang mengacuhkan panggilan teknisi kecuali ada hadiah berupa makanan.

Pada tahun 2019 Britney mendapat kesempatan untuk mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Pulau 7. Di sana Britney mengasah kemampuan mencari dan mengenali pakan serta membangun sarang, yang membuktikan ia berpotensi untuk hidup mandiri dari bantuan manusia.

Kini Britney berumur 28 tahun dengan berat badan 40 kg. Orangutan betina menawan nan gagah ini telah siap membuktikan diri untuk pulang ke rimba yang sesungguhnya

2.   Freet

Freet diselamatkan dari seorang penduduk Muara Wahau pada tanggal 4 Agustus 1998 yang menyekapnya. Saat itu ia baru berumur 4 tahun, dan masih menunjukkan perilaku liar.

Saat kedatangannya di Samboja Lestari, Freet didiagnosa menderita Hepatitis B sehingga harus langsung ditempatkan di dalam kandang karantina khusus untuk orangutan dengan kondisi penyakit yang sama. Namun meski dalam kondisi seperti itu, Freet dikenal responsive, terutama kepada teknisi yang dikenalnya.

Setelah kami menemukan bahwa jenis virus Hepatitis B yang dimiliki Freet tidak berbahaya, ia segera mendapat kesempatan mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Pulau 7.  Di pulau itu, Freet mengembangkan kemampuan mengenali pakan alami dan membuat sarang.

Kini Freet telah berusia 27 tahun dengan berat badan 73 kg dan memiliki cheek pad atau bantalan pipi. Orangutan jantan ini telah siap membuktikan diri untuk hidup di rimba Kehje Sewen.

3.   Juve

Juve berasal dari proses penyitaan dari Jakarta dan tiba di Samboja Lestari pada tanggal 18 Maret 2001 saat berusia 5 tahun.

Juve dikenal mandiri dan tak acuh, namun akan menjadi agresif apabila ada teknisi mencoba mendekat. Juve bahkan tampak terganggu saat dipanggil namanya.

Sejak 2018, Juve mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tahapan pra-pelepasliaran di Pulau 7, tempat ia berkembang menjadi orangutan yang mampu mengenali pakan alami dan pandai membuat sarang.

Kini Juve berumur 25 tahun dengan berat badan 76 kg. Orangutan jantan ini telah siap membuktikan diri menyintas di Hutan Kehje Sewen.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 257