Setiap individu orangutan seperti layaknya manusia, memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang ramah dan sukan bermain-main, ada juga yang lebih serius dan penyendiri. Malika, betina berusia 5 tahun, salah satu siswa Sekolah Hutan Pusat rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng di Klaimantan Tengah, adalah termasuk tipe yang kedua.
Umumnya, Malika selalu tampak asyik mengerjakan satu hal, sementara teman-temannya di Grup 4 mengerjakan hal lain. Hal ini juga terjadi tahun lalu, saat ia masih tergabung di Grup 3.
Satu hari, Malika hanya bersantai di dekat sebatang pohon lapuk, mencicipi beberapa lembar daun saat ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia segera berhenti makan, bangkit, dan mendekati batang pohon itu, meninggalkan daun yang sebelumnya ia cicipi. Malika meraih sebatang ranting dan mengetuk-ngetuk batang pohon yang lapuk. Lucunya, Malika justru bereaksi dengan memeluk diri sendiri dan menjauh dari pohon itu.
Namun rasa penasaran mengalahkan ketakutannya, dan Malika kembali mengetuk-ngetuk dengan lebih berhati-hati. Mendadak, terdengar suara mendengung aneh dari dalam pohon pohon lapuk, yang memiliki sejumlah lubang seukuran kelereng. Malika sempat berhenti, seakan menimbang-nimbang risiko.
Malika
Kembali Malika mengetuk-ngetukkan rantingnya. Tampak jelas ia tertarik dengan bunyi aneh tersebut. Ia mengetuk berkali-kali, dan segera kami melihat penyebabnya, satu kumbang besar melesat ke luar lubang pohon karena merasa terganggu ulah Malika! Misteri itu akhirnya terpecahkan juga. Malika memperhatikan kumbang itu terbang menjauh, dan kembali menguyah daun!
Meski Malika penyendiri, ia tetap menjadi orangutan yang penuh rasa ingin tahu di Grup 4, kami berharap berbagai pengalaman di Sekolah Hutan membantunya melatih keterampilan dan perilaku alami lebih jauh untuk bekal menyintas di hutan sejati kelak.
Teks oleh: Tim Komunikasi BOS Foundation di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah