Quantcast
Channel: BOSF
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

Pondok Monitoring Baru di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

$
0
0

Pekan lalu, Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation kembali bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) untuk melepasliarkan 3 orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng ke TNBBBR di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

Pelepasliaran 3 Orangutan

Rilis kali ini, terdapat dua orangutan jantan (Batola dan Unyu) dan satu betina (Paduran) mendapat kesempatan kembali ke alam liar. Sesuai SOP BOS Foundation, pembiusan dan pemeriksaan terakhir terhadap para orangutan diselesaikan oleh tim medis Nyaru Menteng di Kompleks Karantina sebelum berangkat. Tim pelepasliaran meninggalkan Nyaru Menteng sekitar pukul 6 sore, Senin, 17 Februari.

Setelah menempuh perjalanan belasan jam melewati hujan dan terik matahari, akhirnya tim kami tiba di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bemban di jantung TNBBBR. Batola, Unyu, dan Paduran dengan semangat segera keluar dari kandang mereka dan memanjat pohon terdekat.

 

Peresmian Pondok Monitoring Baru

Dalam pelepasliaran kali ini, ada satu acara istimewa, yaitu peresmian Pondok Monitoring Orangutan (PMO) baru kami di DAS Bemban. Pondok ini kami beri nama Lewun Kahio, bahasa Dayak setempat yang berarti ‘kampung halaman orangutan’. Peresmian dilakukan oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ibu Indra Exploitasia, yang juga ikut serta dalam kegiatan pelepasliaran orangutan.

(Baca juga: Lokasi Pelepasliaran Baru untuk Mendukung Persebaran Optimal Orangutan di Hutan)

Saat tiba di lokasi, para tamu yang terdiri dari beberapa pejabat perwakilan KLHK segera disambut dengan acara simbolis pasang lawung atau pemakaian tutup kepala khas Dayak. Acara peresmian diawali dengan tampung tawar, sebuah ritual tradisional Dayak untuk menolak sial dan celaka.

Tampung tawar

Selanjutnya, giliran tradisi potong pantan atau berarti ‘memotong rintangan’. Ritual ini bermakna menghilangkan rintangan atau hambatan dalam mencapai tujuan. Ritual potong pantan ini sekaligus menandai peresmian PMO Lewun Kahio.

Potong pantan

Rangkaian acara peresmian PMO ditutup dengan penandatangan plakat oleh Ibu Direktur KKH, Kepala Balai TNBBBR, Plt. Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah, dan CEO Yayasan BOS. Lewun Kahio kini sudah sah untuk kami gunakan!

Penandatanganan Plakat oleh Direktur Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE-KLHK, drh. Indra Exploitasia, M.Si.

Penandatanganan Plakat oleh Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Agung Nugroho, S.Si., M.A.

Penandatanganan Plakat oleh Dr. Ir. Jamartin Sihite, MSc., CEO Yayasan BOS

Sebelumnya, PMO Lewun Kahio berbentuk struktur tenda sederhana atau yang biasa kami sebut flying camp. Berkat dukungan banyak pihak, kami akhirnya berhasil membangun pondok kayu seperti sekarang ini.

Lewun Kahio Saat Dibangun

Lewun Kahio Setelah Rampung

Sejak pelepasliaran pertama di Bemban bulan Agustus 2016 lalu, telah 134 individu orangutan hasil rehabilitasi dilepasliarkan di sana. Tim Post Release Monitoring (PRM) kami telah bekerja keras selama ini mengamati dan mengumpulkan data ratusan orangutan yang dilepasliarkan.

Usai peresmian Lewun Kahio, Ibu Direktur KKH mengatakan, “Saya harap, keberadaan pondok monitoring baru ini membantu meningkatkan semangat dan kinerja kawan-kawan.”

Selamat bertugas, rekan-rekan. Semoga kalian menikmati pondok baru ini!

Teks oleh: Tim Komunikasi BOS Foundation

Anda dapat membuat perbedaan dan membantu menyelamatkan orangutan! DONASI SEKARANG


Viewing all articles
Browse latest Browse all 257