Setiap hari, tim PRM di kami di hutan bekerja keras mengamati dan mengumpulkan data perilaku para orangutan yang kami lepasliarkan. Pekan lalu, tim kami dari Kamp Nles Mamse melakukan perjalanan ke Utara menuju muara sungai. Sudah lebih dari seminggu tim tidak melakukan patroli ke arah sana, dan kami bersemangat untuk menemukan siapapun orangutan yang bisa dijumpai.
Tim berangkat dari kamp pagi-pagi, dan begitu melewati Simpang Tawon, menerima sinyal Ung, orangutan muda betina yang dilepasliarkan 26 April 2017 lalu. Kami sedikit terkejut karena Ung terakhir kali terpantau di bulan September lalu.
Ung dikenal sebagai “ninja” di Kehje Sewen karena kegesitan dan pergerakannya yang cepat. Ung kerap menghilang dari pengamatan sehingga tim PRM perlu mengandalkan telemetri untuk pergerakannya. Terakhir kali ia teramati, Ung makan di daerah lereng bukit di tepi Sungai Telen. Kesempatan ini tentu takkan kami lewatkan.
Ung makan buah-buahan hutan
Setelah beberapa kali bolak-balik di daerah tepi sungai, kami menemukannya di dekat jalan setapak utama. Ia terlihat sehat dan seperti biasa banyak bergerak dan berpindah tempat. Benar saja, tak lama kami mengamatinya, ia dengan tangkas menyeberangi sungai yang sedang surut melewati gugusan karang dan dedahanan pohon yang menggantung, meninggalkan tim kami jauh di belakang.
Ung sang ninja Kehje Sewen
Menolak menyerah, tim menyeberangi muara dan kembali mencari sinyal Ung. Kami temukan Ung sedang asyik makan umbut segar dengan lahap, lalu memanjat pohon dan melanjutkan makan buah di atas pohon.
Tidak pernah berdiam terlalu lama di satu tempat, persis seperti julukannya, sang ninja Kehje Sewen kembali menghilang di perbukitan di tepi Sungai Telen. Tim mencoba melacaknya namun ia bergerak terlalu cepat dan menghilang di lebatnya hutan.
Pemantauan kami yang berkelanjutan, kerja keras dan daya upaya tim PRM tidaklah sia-sia, terutama saat kami berhasil mengikuti orangutan seperti Ung. Sangat membahagiakan melihatnya beradaptasi dengan baik terhadap kehidupan hutan, tempat yang layak baginya.
Teks oleh: tim PRM di Kamp Nles Mamse, Hutan Kehje