Quantcast
Channel: BOSF
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

Setiap Ibu Hamil Butuh ‘Me Time’

$
0
0

Seperti halnya manusia, interaksi antara orangutan bisa sangat unik. Hal ini sempat teramati oleh tim Post-Release Monitoring (PRM) kami dari Kamp Totat Jalu, di Hutan Lindung Bukit Batikap beberapa bulan lalu pada orangutan yang kami lepasliarkan di sana, Compost dan Sifa.

Pada November 2018, Purnomo dan saya melacak Compost di sarang yang berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Kami terkejut menemukan Compost sudah bertemu kembali dengan temannya Sifa (baca cerita Petualangan Sifa di Batikap‘).

Compost yang tengah hamil tua pada saat itu, menghabiskan sebagian besar waktunya menjelajah hutan dengan perlahan namun pasti mencari pakan kesukaannya. Sifa mengikuti sepanjang hari, meski lebih banyak menjaga jarak, dan hanya akan bergabung dengan Compost ketika ia melahap buah hutan dan umbut pilang yang lezat. Sepasang sahabat itu berbagi momen penuh kasih sayang di siang hari, saat mereka beristirahat di pohon besar bersama dan saling membelai rambut.

Sifa mengikuti Compost

Namun, setelah 10 menit, Compost merasa sudah saatnya pergi. Ia pindah ke sebatang pohon ara untuk menikmati satu lagi makanan ringan terakhir sebelum mulai membangun sarang malam sekitar jam 4 sore. Hal ini cukup dini bagi Compost, yang biasanya beristirahat di sarang malam sekitar pukul 5-6 sore; namun dengan usia kehamilan sembilan bulan, hal ini tentu bisa dipahami. Sementara Compost membuat sarang, Sifa berada beberapa pohon darinya, masih asyik mengunyah.

Sifa belepotan dengan sari buah

Butuh sekitar lima menit bagi Compost untuk menyelesaikan sarang, namun hal yang terjadi selanjutnya sedikit aneh. Ia masuk ke sarang, melihat ke arah Sifa, dan segera turun dari pohon. Ia menjejak tanah dan segera pergi! Saya mengikuti di belakang dan terus mengamati Compost dari jarak aman. Saat saya sadar, ia sudah meninggalkan Sifa sekitar 150 meter di belakang, tanpa ada tanda-tanda berhenti, saya memutuskan mengakhiri pengamatan terhadap Compost dan kembali ke Purnomo dan Sifa.

Compost mengintip dari sarangnya

Begitu Sifa menoleh dan mendapati sarang Compost kosong, ia kebingungan. Sifa mulai mengitari daerah itu, memanjat pohon-pohon tertinggi untuk mengamati sekitar, dan menangis keras. Setelah 15 menit mencari Compost ia akhirnya menyerah dan membangun sarang untuk tidur.

Purnomo dan saya menduga Compost sengaja membangun sarang untuk mengelabui Sifa, sehingga ia bisa meninggalkannya! Kami terkejut mengetahui akal bulus dari orangutan semanis dan penyayang seperti Compost! Namun, kami juga kagum dengan kecerdasan dan tekad Compost dalam menjalankan taktiknya. Mungkinkah saat itu Compost si calon ibu ingin memiliki ‘me time’ sebelum kelahiran bayi pertamanya?

Baca juga: Awal Perjalanan Compost Menjadi Ibu

Teks oleh: Andrea Knox, Kamp tim PRM di Totat Jalu, Hutan Lindung Bukit Batikap

Anda dapat membuat perbedaan dan membantu menyelamatkan orangutan! DONASI SEKARANG


Viewing all articles
Browse latest Browse all 257